Bagi warga semarang dan sekitarnya pasti sudah sangat mengenal masjid agung Semarang. Tak hanya untuk tempat beribadah saja namun juga banyak dikunjungi untuk berekreasi. Salah satu spot yang paling favorit adalah Menara Asmaul Husna.
Lokasinya tak jauh dari simpang lima yang menjadi pusat kota semarang. Sehingga sangat mudah dijangkau. Tepatnya ada di Jalan Gajah Raya, Gayamsari, Semarang. Masjid ini terbilang cukup megah. Setidaknya mampu menampung hingga 10.000-15.000 jamaah. Selain itu, ada banyak sekali fasilitas yang melengkapi kemegahannya.
Sedikit berbeda dengan masjid pada umumnya. Biasanya masjid hanya digunakan sebagai tempat untuk sholat atau kegiatan keagamaan lainnya, kan? Tapi, masjid agung Jawa Tengah ini sangat multifungsi. Ini disesuaikan dengan kebutuhan jamaah.
Rute Menuju ke Masjid Agung Semarang
Jika ingin berkunjung ke Masjid Agung ini bisa melalui banyak rute. Bagi yang berasal dari luar kota, masjid agung ini bisa dijangkau dengan bus trans semarang. Atau untuk lebih mudahnya bisa menggunakan transportasi online.
Letaknya di dekat pusat kota. Jadi sangat mudah ditemukan. Tak begitu jauh dari stasiun tawang. Masjid yang dibangun di tahun 2001 ini memiliki halaman yang sangat luas. Berdiri di atas tanah seluas 10 hektar dengan beberapa bagian bangunan yang memiliki fungsi masing-masing.
Proses pembangunannya membutuhkan waktu setidaknya 4 atau 5 tahun. Hingga akhirnya dibuka secara resmi oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 16 November 2006. Meskipun sebetulnya masjid ini sudah mulai digunakan oleh masyarakat untuk beribadah sejak 2 tahun sebelumnya.
Fasilitas yang Ada di Masjid Agung Semarang
Jika umumnya masjid hanya memiliki fasilitas seperti area wudhu dan toilet, berbeda dengan masjid Agung Jawa Tengah ini. Sebagai salah satu tempat untuk syiar agama, masjid agung terdiri dari beberapa bagian bangunan.
Salah satu fasilitasnya adalah ruang nikah khusus. Memang banyak sekali mempelai yang mengadakan akad nikah di masjid Agung semarang. Untuk itu, pengurus masjid agung tak hanya menyediakan ruang acara saja, namun lengkap dengan penginapannya.
Ada juga ruang perpustakaan yang akan menunjang aktivitas syiar agama islam. Selain itu juga terdapat auditorium yang tertata rapi. Dan yang paling banyak dikunjungi selain serambi dan masjidnya sendiri adalah sang menara.
Menara Asmaul Husna cukup dikenal di Semarang. Bisa dikatakan menara ini termasuk dalam salah satu ikon kota Semarang. Dari menara ini, pengunjung dapat melihat sudut kota semarang.
Daya Tarik Menara Asmaul Husna
Sudah pernah berkunjung ke Menara Masjid Agung Semarang? Jika belum, silahkan siapkan jadwal untuk datang.
Anda pasti akan senang. Karena ini bukan sembarang menara. Banyak yang datang sekedar untuk menikmati pemandangan kota. Namun, mendapatkan banyak bonus berupa pengalaman baru.
Menara Asmaul Husna Berada Tepat di samping masjid yang terdiri dari 19 lantai. Waktu menuju menara dari lantai 1 akan dimanjakan dengan berbagai informasi tentang sejarah berdirinya Masjid megah ini.
Di lantai 18 ada kafetaria. Yang menyediakan berbagai menu khas yang enak. Istimewanya kafetaria ini dapat berputar hingga 360 derajat. Sehingga saat menikmati kudapan di sini, pengunjung dapat sekalian menikmati pemandangan kota semarang dari segala penjuru arah.
Untuk dapat naik ke puncaknya, pengunjung diharuskan membeli tiket masuk. Jangan khawatir soal harga, karena tetap ramah di kocek.
Kenapa dinamakan Menara asmaul husna? Karena menara ini memiliki tinggi 99 meter. Angka ini mengacu pada jumlah nama baik Allah atau asmaul husna yaitu 99. Di lantai 19 disediakan teropong. Sehingga jika ingin lebih jelas melihat setiap sudut kota Semarang dari ketinggian, bisa menggunakan teropong ini. Menarik, bukan?
Melihat sekilas, masjid yang menjadi kebanggaan warga Semarang ini memiliki gaya arsitektur yang sedikit mirip dengan Masjid Nabawi. Terutama pada bagian serambinya. Ada enam payung hidrolik yang dapat membuka dan menutup secara otomatis. Ini di adaptasi dari masjid Nabawi yang ada di Madinah.
Terdapat jam digital masjid untuk dapat mengingatkan pengunjung dan para jemaah masjid. Penunjuk waktu otomatis semacam ini memang sudah banyak digunakan di banyak tempat. Khususnya ruang publik.
Masjid agung Semarang mewakili beberapa budaya. Mulai dari budaya Jawa yang mencolok dari motif batik di permukaan bagian pilarnya. Hingga budaya timur tengah yang amat terasa di setiap keindahan kaligrafinya. Tak heran jika masjid ini banyak dikunjungi tak hanya untuk beribadah namun juga berwisata.