Harimau Jawa merupakan salah satu satwa endemik dari Indonesia yang terkenal hingga ke mancanegara. Hewan yang memiliki nama latin Panthera Tigris Sondaica ini bahkan sudah menjadi legenda sejak zaman dahulu kala. Ada banyak sekali cerita fabel yang menceritakan betapa kuatnya harimau Jawa sehingga sering dianggap sebagai predator utama dan musuh dari semua hewan. Sempat pula dikisahkan bahwa tidak ada binatang lain yang mampu menandingi keganasannya di alam liar sana. Akan tetapi, cerita tersebut luntur seiring berkurangnya populasi harimau Jawa di hutan belantara Indonesia. Proses kepunahan dimulai pada dekade 1800-an, dimana harimau Jawa kerap diburu dan diambil kulitnya.
Keberadaan Harimau Jawa di alam liar pun menipis karena sejak awal tahun 1900an, hewan ini terus diburu oleh para pemburu liar. Apalagi di saat yang bersamaan, dunia fashion terus berkembang dan permintaan akan kulit harimau menjadi semakin meningkat. Di sisi lain, hal ini menjadi keuntungan tersendiri bagi pemburu liar. Mereka tak akan segak untuk menembak mati atau menangkap harimau hidup-hidup untuk kemudian dibunuh. Banyaknya perburuan liar dan minimnya upaya dari pemerintah dalam mencegah kepunahan hewan ini membuat harimau Jawa sempat dianggap punah pada pertengahan tahun 70an. Belum diketahui pasti apakah kabar tersebut benar pada waktu itu. Tapi kenyataannya, sejumlah peneliti menemukan fakta bahwa sebenarnya harimau Jawa belum sepenuhnya punah. Ada beberapa bukti empiris yang menyatakan bahwa keberadaan satwa endemik ini masih ada di hutan pulau Jawa.
Bahkan pada tahun 2017 silam, Balai Taman Nasional Ujung Kulon merilis sebuah foto yang sempat menggempur jagat maya. Adalah potret seekor harimau Jawa yang berjalan tenang dan bergerak meninggalkan banteng yang tergeletak di dekatnya. Hipotesa awal menyatakan bahwa banteng tersebut baru saja diburu dan disantap sang harimau. Hingga saat ini, tim LIPI yang berada di Taman Nasional Ujung Kulon pun masih berusaha untuk mengumpulkan bukti-bukti sembari melestarikan alam yang merupakan habitat asli sang harimau. Semoga saja keberadaan hewan ini masih lestari di alamnya sehingga generasi selanjutnya bisa menyaksikan secara langsung.