Tak sedikit ditemui kondisi bayi kuning setelah dilahirkan. Kondisi ini, sebenarnya tidak berbahaya. Namun, hal ini perlu diwaspadai karena terkadang kondisi seperti itu bisa menjadi masalah serius dan perlu ditangani segera.
Penyakit bayi kuning atau disebut jaundice umumnya terjadi pada sejumlah bayi yang memasuki usia lahir seminggu. Bagaimana cara mencegah bayi kuning? Berikut ulasannya.
Cara Untuk Mencegah Kondisi Bayi Kuning
Ada beberapa kondisi bayi yang menyebabkan lebih rentan mengalami kondisi seperti bayi kuning ini. Diantanya seperti bayi yang lahir secara prematur, kondisi ibu bayi yang memiliki riwayat gestasional, bayi kesulitan mengkonsumsi ASI, tidak memperoleh ASI cukup dan bayi yang mengalami cedera seperti saat proses persalinan yang bermasalah. Untuk mencegahnya berikut 4 cara mencegah bayi kuning:
- Beri rutin ASI ekslusif dan lebih banyak
Zat yang dikandung oleh Asi bisa meningkatkan imun bayi daripada sebelumnya. Tugas dari sisitem imun itu adalah menjaga sel otak dari tingginya serangan biliburin. Pastikan produksi ASI ibu tetap lancar dan terjaga agar dapat memberi si kecil asupan ASI yang cukup dan melimpah. Jangan biarkan bayi sampai dehidrasi dengan memberinya ASI secara rutin.
- Jemur di pagi hari
Vitamin D yang berasal dari cahaya matahari di pagi hari sangat membantu mencegah bayi kuning di tubuhnya. Waktu pagi hari yang paling baik untuk menjemur si kecil dibawah cahaya matahari adalah antara pukul 06.30-09.00 pagi selama sekitar 15-30 menit. Jemur dalam keadaan telanjang dan jangan lupa melindungi daerah matanya dari sinar matahari saat dijemur.
- Terapi sinar
Penyinaran pada tubuhnya dilakukan dengan memasukkan bayi ke dalam kotak khusus.
Dalam dunia medis, cara ini disebut dengan fototerapi dimana cahaya khusus secara sengaja dipaparkan untuk menghancurkan bilirubin di tubuh bayi dan dikeluarkan melalui tinja atau urin. Cara ini dilakukan oleh dokter jika cara lainnya belum memberikan dampak baik bagi bayi.
- Metode lanjutan
Bila cara-cara sebelumnya dirasa belum cukup tentunya dengan petunjuk dokter, maka metode lanjutan yang perlu dilakukan adalah seperti transfusi darah dan pemberian suntik IVIG (immunoglobulin). Hal ini dilakukan dengan konsultasi dokter berdasarkan kondisi bayi pada saat itu.
Gejala bayi kuning berupa kulitnya yang menguning, bagian matanya menguning, urine lebih pekat, tinja berwarna pucat, demam, lesu, muntah, sering rewel, tubuh dan lehernya cenderung melengkung ke belakang dan kemampuannya menghisap ASI cenderung buruk. Jika kondisi bayi demikian, segera konsultasikan agar mendapat penanganan yang tepat.